Thursday, 20 September 2007

[unknown]

Assalaamu'alaikum

Tadi pagi sebelum berangkat kantor, di depan rumah lewat nenek tua (70an) kecil kurus, tangan kiri menenteng tampah, kanan tas belanja, keduanya berisi sayur2an. Saya bilang ke istri tolong dibeli sayurannya itu. Pembantu saya yang keluar mengambil tiga macam sayuran, kangkung, daun genjer dan bunga genjer. Menjadi suatu keterkejutan buat saya mendengar harga yang ditawarkan. Kesemuanya dengan ikatan yang besar dan rapi hanya Rp 2.000. Lebih terkejut lagi setelah pembantu saya yang orang kampung sekitar bilang kalau nenek tersebut berasal dari desa sebelah Wangon, yang sepengetahuan saya desa tersebut jauuuuuuh jika ditempuh dengan jalan kaki. Program ekowisata tempat saya pun tidak menawarkan perjalanan sejauh itu.

Yang menjadi renungan sekejap saya waktu itu adalah, betapa telah tidak adilnya saya kepada Sang Pencipta, betapa selama ini saya jarang sekali mensyukuri nikmat2 yang telah diberikanNya, betapa selama ini saya selalu merasa kurang, kurang, dan kurang terus. Betapa Allah telah mengutus nenek tersebut untuk mengingatkan saya, bahwa segala sesuatu tidak hanya terukur dengan materi.

Allah Maha Adil, dengan penghasilan nenek berjualan sayur yang kalau dinilai secara materi tidak seberapa, dia bisa hidup cukup. Memang cukupnya masing-masing orang berbeda. Tinggal kita sendiri sebagai manusia harus arif dalam menyiasati hidup ini.

Wassalaam

aNdy

[dikirim oleh Andy Hardianto 90 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Kamis 20 September 2007 , 8:27 AM]