Monday, 9 July 2007

Angka

Entah sejak kapan manusia suka bermain dengan angka. Meskipun pada umumnya kita tidak menyukai matematik, namun kebanyakan kita menyukai angka.

Sepasang kekasih yang sedang mabuk cinta sering mengatakan “engkaulah yang pertama dan terakhir”, weh weh…… peken kabeh……

Bahkan sebuah lagu dangdut liriknya mengatakan “ akulah yang pertama mencintaimu”… njuk ngopo? ( Mungkin ini omongane wong sing luput, he he…)

Orang mempunyai angka favorit dengan alasan masing-masing.

Yang jelas orang selalu menyukai angka satu atau yang pertama. Angka satu memang istimewa, banyak pejabat yang prengat prengut kalau tidak dinomorsatukan. Begitu juga anak kecil selalu ingin yang pertama ketika naik dermolen. Ada cinta pertama, ada ciuman pertama, ada malam pertama, dll. Tapi angka ini khusus untuk hal yang enak-enak, kalau yang tidak enak ya biasanya jarang orang yang mau giliran pertama.

Sebuah suku kampung Naga di Garut misalnya, mengeramatkan angka dua. Sampai pagar bambu dibuat dua lapis. Mereka melihat dunia ini terdiri dari sepasang, lelaki dan perempuan, siang dan malam, gelap dan terang, dll.

Angka tiga juga banyak dipakai untuk misalnya member peringatan, awas tak hitung sampai tiga kali ya……..Empat melambangkan penjuru mata angin, dalam ilmu kejawen ada sedulur papat lima pancer. Lima juga merupakan angka yang khas karena jumlah jari kita ada lima, bagi umat islam sholat wajib adalah lima kali. Rukun Islam adalah lima, dll. Sementara itu rukun iman adalah enam. Digamelan dikenal patet nem, ketika mengiringi adegan dalam pewayangan. Angka enam tiga kali dipercaya lambing setan di Inggris, setelah kejadian keb akaran hebat di London tahu 1666. Ada langit lapis tujuh, kekayaan tujuh turunan. Delapan adalah angka bagus bagi orang tionghoa. Sembilan angka favorit orang jawa, angka yang paling besar, ada babahan hawa sanga, dll

Saya lahir tanggal Sembilan belas. Orang yang lahir di tanggal itu konon mempunyai banyak bakat atau serba bisa. Seperti saya ini bisa bisa menggambar, bisa menulis, bisa batuk-batuk, bisa garuk-garuk, dll.

Pada hari sabtu yang lalu ternyata hari yang unik. Pada hari itu saya dan anak menuju Taman Mini menghadiri pesta pernikahan keponakan. Secara tidak sengaja disepanjang jalan kami berdua menghitung jumlah orang yang menikah. Caranya dengan menghitung tanda rangkaian janur kuning dipinggir jalan. Dari Depok hingga Taman Mini saja ada 18 buah pesta pernikahan. Bisa dibayangkan jumlah pernikahan diseluruh Jabodetabek, bahkan seluruh dunia. Para pasangan itu menganggap hari itu unik untuk hari pernikahan ( meskipun ternyata ada jutaan pasangan yang mempunyai pikiran yang sama). Tanggal tujuh bulan tujuh tahun dua ribu tujuh, jam tujuh malam. Pada pesta pesta itu dirangkai bunga tujuh rupa, dengan hidangan tujuh macam. Karena terlalu memaksakan kadang biayanya menjadi terlalu mahal sehingga membuat orang tua pengantin menjadi pusing tujuh keliling, sehingga harus minum puyer bintang tujuh.

Tujuh bulan kemudian sukur-sukur ya sudah nujuh bulani. Tapi kalau belum tujuh bulan kok sudah nujuh bulani…….ya namanya angka atau matematik kadang suka salah masukkan rumus…..atau salah ngitung tanggal………mungkin…..terlalu emosi …..

Salam

aGus MaRsudi


[dikirim oleh Agus Marsudi 79 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Senin, 9 Juli 2007 7:52 PM]

No comments: