wAH yAT, wis apik tambahanmu, sesuai dengan permintaanmu (makasih juga diingatkan) sekarang aku mau crita tentang pacaran.........
cerita MO LIMO berikutnya..............
MENGGANGGU ORANG PACARAN
musik:
jreng....jreng....jreng.....ngeng......ngoeng......ngoeng....gedebug ( ini suara drum )
sore itu saya sedang berteduh disebuah emperan toko roti, hujan rintik rintik ditiup angin dingin, membikin perut semakin terasa lapar ngintir intir......
sayup-sayup terdengar lagu Layu Sebelum Berkembang, aku jadi semakin sedih karena baru saja diputus pacar......
tolong ya kak penyiar saya diputarkan lagu Layu Sebelum Berkembang, lagu ini saya kirimkan untuk seseorang yang telah tega melukai hatiku........dst.....dst.......
Itu tadi adalah cuplikan acara radio favorit kami di Durmo 8, untuk mengisi kekosongan malam tanpa pacar. Nama acaranya kalau tidak salah adalah Lagu dan Kenangan. Sebelum meminta lagu biasanya pendengar menceritakan kenangan tentang lagu tersebut, kebanyakan ceritanya ndesit dan absurd tapi bagi kami malah jadi bahan ger geran......
Tapi si pengirim lagu tadi masih lumayan diputus pacar, berarti kan pernah pacaran.....
Lha kalau buat para anak-anak mahasiswa arsitek di Durmo 8, pacaran itu merupakan kata yang khayal, jauh dari kenyataan........
Pernah suatu saat ketika kami sedang duduk-duduk, Agung yang suka nyanyi, menyanyikan lagu cinta. Ketika sampai pada kata-kata....dan kau biarkan kukecup bibirmu.....
Langsung dipotong sama Dayat: "Kuwi ki sapa sing dikecup lambene ki njuk sapa......Lambe sumur pa?"
Agung langsung berhenti nyanyi, bergegas masuk kamar sambil membanting pintu, mak BLAAK, gitu. Ngambek rupanya. Agung ini memang anaknya serius gak suka guyon, dia anak paling pinter dan lulus tercepat di angkatan 78. Wah ya repot kalau sampe nyanyi aja di paido, tidak dipercaya.....
Memang kenyataanya anak-anak Durmo 8 payah semua soal pacaran. Bisanya cuma mbagusi dan banyak teori.
Lha kok ngecup bibir cewek, berani megang tangannya saja bisa-bisa langsung demam panas dingin, panastis.
Anak Durmo 8 memang cuma bisa mbagusi, karena arsitektur waktu itu memang termasuk jurusan primadona. Kalau kuliah naik motor rambutnya yang panjang melambai-lambai ditiup angin. Dipunggungnya targantung tabung kertas gambar. Biar keliatan oleh khalayak kalau mahasiswa arsitek. "Rumangsanya" kalau diliat cewek njuk pada terkintil-kintil, gitu. Memang waktu itu semua mahasiswa tahu kalau yang menggendong tabung kertas gambar ya cuma anak arsitek. Gak mungkin anak biologi bawa tabung besar, apa buat wadah kodok apa.....
Tapi bisanya ya cuma sebatas itu, mbagusi....
Kalau malam minggu, sore sore dah pergi, kalau ditanya kemana, jawabnya manteb : "APEEEL !!". Tapi coba saja diikuti, paling cuma muter-muter di bunderan UGM, terus kalau capek berhenti wedangan dan makan nasi kucing.
Demikian juga kelakuan Ruli dan GusMar..... kalau malam minggu mereka cuma ngaplo....kadang mereka cuman bisa boncengan berdua ngalor ngidul, nggak jelas arah tujuannya.......kalau melihat orang pacaran rasanya nelangsa, kelara-lara, sampe-sampe berpikiran kalau GUSTI ALAH ORA ADIL......begitu....
Pada waktu itu di kampus Bulaksumur kalau malam sangat gelap, karena banyak jalan-jalan kampus yang tidak diterangi lampu. Pada malam minggu, daerah-daerah gelap ini menjadi tempat mangkal orang pacaran yang bermobil. Yang jelas mereka pada parkir di kegelapan, tidak jelas lagi apa mereka di dalam mobil, pada main gaple, apa pada ngalamun, apa pada ngupil ya gak jelas....( lha ora tau pacaran je...)
Yang jelas menurut kami waktu itu mereka tidak senonoh dan melanggar asas kepatutan, kampus ini kan tempat civitas akademika lha kok jadi aktifitas demik-demikan, wah nggak bener ini, kita harus berbuat sesuatu!!........
ya begitulah pikiran orang meri, dengki dan srei......berkedok moral padahal cuman kepingin tapi gak bisa......
Kamipun memutuskan membuat suatu gangguan ketidak nyamanan, semacam teror kecil-kecilan lah.....
Memang sekarang setelah saya pikir-pikir, teror itu bisa muncul karena ketidak adilan paling tidak menurut penilaian sepihak.....
Malam itu dengan berboncengan motor kami mencari mobil yang sedang parkir di kegelapan, kemudian kami berhenti parkir didekatnya ngobrol keras-keras, ketawa keras-keras, maksudnya memang supaya yang pacaran di dalam mobil terganggu....
Ternyata usaha kami sukses, tidak lama kemudian mobil itu pasti pergi...he...he....
Lha wong kita ini di ruang publik je.....bebas saja siapa saja boleh duduk-duduk dan ngobrol......yang mau pacaran ya bolah boleh saja......
Kalau ada yang agak lama tidak pergi teror kamipun semakin agresif, kadang kami seolah tidak sengaja menyenggol mobil mereka sampai bergoyang-goyang.....
Wah kalau yang didalam mobil lagi ngupil sih paling jarinya salah masuk mulut, gak apa-apa asin-asin dikit......
Tapi nek umpama lagi ciuman, ini umpama lho wong kita gak liat kok....pas ciuman njuk giginya tabrakan kan nggak lucu ya......linu mestine.....
apalagi kalau gigi ketemu mata misalnya....wah repot kan....
Semua mobil yang kami ganggu pasti pada pergi......
Ya begitulah ceritanya Ruli dan GusMar meneror orang pacaran, sampe malam sampe capek sendiri...trus lama-lama bosen sendiri.........terus pulang sendiri lagi...............
Yang jelas kami heran, wong pacaran di tempat gelap ditemani ngobrol kok pada pergi ya aneh.....
Kenapa ya orang pacaran maunya berdua saja....egois....
Dengan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ternyata ada diantara pembaca yang pada malam itu menjadi korban keisengan kami......
Percayalah kami tidak bermaksud jahat, hanya ingin meramaikan suasana begitu...he...he
salam
GusMar'79
[dikirim oleh Agus Marsudi 79 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Kamis 11 Januari 2007, 10:33 PM]