Wednesday, 26 November 2008

Tentang Cengkre

hehe..

tenang aja 'My.. yang nggak dong istilah cengkre gak hanya kamu.. tapi banyaaaakkk. banget temen2ku yang nanya.. so, sekalian aja tak tulis definisinya ya..

aku sendiri gak begitu tau ini sebenarnya istilah dari bahasa jawa bagian mana, tapi sejak dulu temenku (seniorku) di gelanggang yang bernama mas gendon subandono (barangkali temen2 yang suka olahraga paralayang atau paragliding kenal nama ini) sering banget menyebut aku dan kakakku sebagai "woo.. dasar kalian berdua ini emang cengkre turun temurun..!"

trus, waktu kutanyakan artinya apa, dia bilang kalau dicari singkatnya susah. pokoknya gini deh, mungkin dalam bahasa inggris malah ada terjemahannya, yakni: "accident prone" (bahasa indonesianya mungkin: kecenderungan terhadap kecelakaan ya? duh.. panjang banget..!). contohnya ya kayak aku ini, kalo jalan suka nabrak2 (padahal orang lain nggak), suka nggak sengaja njatuhin barang2, dll. kakakku lebih parah lagi, dulu pernah ketika dia baru datang, teman2nya sudah sibuk nyembunyiin segala macam gelas ke dapur (daripada kesampluk tangannya yang cengkre itu). asbak pun disembunyiin di bawah meja tamu. eeehh... lha kok begitu dia datang, dia langsung duduk nglesot di lantai dan kakinya diselonjorin ke bawah meja..! lha jelas aja asbak yang disembunyiin dengan seksama itu ketendang sama dia, dan pecah berantakan..
! nah, yang kayak gini ini namanya "cengkre motorik"..

masih ada satu lagi jenis cengkre, yang kami sepakati sebagai jenis "cengkre sensorik".. karena yang accident prone bukan syaraf motoriknya, tapi syaraf sensoriknya. sebagai contoh misalnya: kakak saya itu pernah nganter temennya (yg tinggal serumah dengan dia) ke stasiun, karena dia mau pulang kampung ke jakarta. satu jam kemudian, dia gak bisa pulang ke rumahnya, trus nginep di rumah temennya. waktu temennya nanya kenapa, jawabnya: "lha piye yo, aku ra iso mlebu omah jhe, wong mau kunci omahe malah tak lebokke tas'e si X sing mangkat nang jakarta kuwi.."

satu contoh yang lebih lucu: kakakku berangkat ke kantor, kebetulan waktu itu dia lagi seneng2nya naik sepeda (padahal waktu itu belum ada "bike to work" lhoo..). dia naik sepeda dari rumahnya di nandan (sebelah selatan monumen jogja kembali) ke kantor yayasan dian desa di jalan kaliurang km 8. sampai di sekitar pasar kolombo (mungkin cuma kurang dari 200 meter sebelum dia nyampe dian desa), dia baru inget kalo tadi di rumah dia lagi masak air di kompor dan lupa belum matiin kompornya! berpaculah dia dengan sepedanya buru2 matiin kompor, keburu airnya habis bahkan dalam pikirannya dia sudah kuatir apinya sudah mbakar rumah. begitu sampai d rumah... badalahhh...! rupanya bukan dia lupa nggak matiin kompor, tapi pas masak air tadi dia lupa belum nyalain kompornya..!

yap.. itulah cengkre 'My.. jadi kalau nanti aku berperilaku aneh2 dan menyebalkan, ya penyebabnya memang karena aku ini cengkreeee...! hehehe..

salam,
-difla-

Dikirim oleh Difla, 26 November 2008, 6:50 PM

Tuesday, 6 November 2007

GO GREEN (basa jawane AYO NANDUR)

Dengan latar belakang apa saja, di mana saja, kapan saja, mari kita sedikit mengingat kembali, kapan kita pernah merasa menanam (sebuah) pohon? Bolehlah kita tengok kembali pohon yang pernah kita tanam tersebut, masih adakah?

Tidak harus jadi petani kok, untuk menyempatkan diri kita menanam pohon.

Di seminar2 yang lagi populer zaman sekarang ini, terkuak bahwa satu nyawa manusia di bumi ini berhutang 400-500 batang pohon supaya iklim bumi bisa menyerupai tahun 70an.

Isih adhem tur royo-royo.

Nah, pendek kata, adakah kesadaran pada diri kita untuk mulai menanam pohon (di lahan kosong tentunya).

Di rumah saya yang tipe 45 + renovasian dan tanah 144 masih ada sisa tanah 20an m2 ditambah berm jalan 10an m2 sudah penuh sesak kutanami pohon, ada jambu, mangga, matoa, dadap, glodogan, ropita, jeruk nipis, jeruk purut, jeruk limau, dan tanaman shrub
pendukungnya. Yo wis ben rungkut, sik penting adhem.

Total pohon peneduh ada 6 batang, ditambah kemarin ikutan acaranya Miss Universe yang Jepang nanem 15ribu pohon, saya berpartisipasi nanem 10an pohon, berarti
hutang saya kepada bumi ini masih 400an pohon juga.

Ayo teman2, mari mulai lihat lingkungan rumah kita, kalau masih ada tanah sisa seyogyanya kita tanam pohon peneduh, jangan pohon hias lah. Berm jalan depan rumah kita jangan disemen, biarkan ditumbuhi rumput dan tanamlah pohon jalan, salam, tanjung, dadap merah, spathodea, sawo kecik, jambu jamaica, dll masih banyak lagi. Bibitnya tidak mahal kok.

Setelah lingkungan rumah kita sudah hijau, bolehlah kita bergerak ke lingkungan yang lebih besar.


Salam
aNdy

GO GREEN



[dikirim oleh Andy Hardianto 90 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Selasa 6 November 2007 5:16 PM]

Thursday, 20 September 2007

[unknown]

Assalaamu'alaikum

Tadi pagi sebelum berangkat kantor, di depan rumah lewat nenek tua (70an) kecil kurus, tangan kiri menenteng tampah, kanan tas belanja, keduanya berisi sayur2an. Saya bilang ke istri tolong dibeli sayurannya itu. Pembantu saya yang keluar mengambil tiga macam sayuran, kangkung, daun genjer dan bunga genjer. Menjadi suatu keterkejutan buat saya mendengar harga yang ditawarkan. Kesemuanya dengan ikatan yang besar dan rapi hanya Rp 2.000. Lebih terkejut lagi setelah pembantu saya yang orang kampung sekitar bilang kalau nenek tersebut berasal dari desa sebelah Wangon, yang sepengetahuan saya desa tersebut jauuuuuuh jika ditempuh dengan jalan kaki. Program ekowisata tempat saya pun tidak menawarkan perjalanan sejauh itu.

Yang menjadi renungan sekejap saya waktu itu adalah, betapa telah tidak adilnya saya kepada Sang Pencipta, betapa selama ini saya jarang sekali mensyukuri nikmat2 yang telah diberikanNya, betapa selama ini saya selalu merasa kurang, kurang, dan kurang terus. Betapa Allah telah mengutus nenek tersebut untuk mengingatkan saya, bahwa segala sesuatu tidak hanya terukur dengan materi.

Allah Maha Adil, dengan penghasilan nenek berjualan sayur yang kalau dinilai secara materi tidak seberapa, dia bisa hidup cukup. Memang cukupnya masing-masing orang berbeda. Tinggal kita sendiri sebagai manusia harus arif dalam menyiasati hidup ini.

Wassalaam

aNdy

[dikirim oleh Andy Hardianto 90 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Kamis 20 September 2007 , 8:27 AM]

Monday, 9 July 2007

Angka

Entah sejak kapan manusia suka bermain dengan angka. Meskipun pada umumnya kita tidak menyukai matematik, namun kebanyakan kita menyukai angka.

Sepasang kekasih yang sedang mabuk cinta sering mengatakan “engkaulah yang pertama dan terakhir”, weh weh…… peken kabeh……

Bahkan sebuah lagu dangdut liriknya mengatakan “ akulah yang pertama mencintaimu”… njuk ngopo? ( Mungkin ini omongane wong sing luput, he he…)

Orang mempunyai angka favorit dengan alasan masing-masing.

Yang jelas orang selalu menyukai angka satu atau yang pertama. Angka satu memang istimewa, banyak pejabat yang prengat prengut kalau tidak dinomorsatukan. Begitu juga anak kecil selalu ingin yang pertama ketika naik dermolen. Ada cinta pertama, ada ciuman pertama, ada malam pertama, dll. Tapi angka ini khusus untuk hal yang enak-enak, kalau yang tidak enak ya biasanya jarang orang yang mau giliran pertama.

Sebuah suku kampung Naga di Garut misalnya, mengeramatkan angka dua. Sampai pagar bambu dibuat dua lapis. Mereka melihat dunia ini terdiri dari sepasang, lelaki dan perempuan, siang dan malam, gelap dan terang, dll.

Angka tiga juga banyak dipakai untuk misalnya member peringatan, awas tak hitung sampai tiga kali ya……..Empat melambangkan penjuru mata angin, dalam ilmu kejawen ada sedulur papat lima pancer. Lima juga merupakan angka yang khas karena jumlah jari kita ada lima, bagi umat islam sholat wajib adalah lima kali. Rukun Islam adalah lima, dll. Sementara itu rukun iman adalah enam. Digamelan dikenal patet nem, ketika mengiringi adegan dalam pewayangan. Angka enam tiga kali dipercaya lambing setan di Inggris, setelah kejadian keb akaran hebat di London tahu 1666. Ada langit lapis tujuh, kekayaan tujuh turunan. Delapan adalah angka bagus bagi orang tionghoa. Sembilan angka favorit orang jawa, angka yang paling besar, ada babahan hawa sanga, dll

Saya lahir tanggal Sembilan belas. Orang yang lahir di tanggal itu konon mempunyai banyak bakat atau serba bisa. Seperti saya ini bisa bisa menggambar, bisa menulis, bisa batuk-batuk, bisa garuk-garuk, dll.

Pada hari sabtu yang lalu ternyata hari yang unik. Pada hari itu saya dan anak menuju Taman Mini menghadiri pesta pernikahan keponakan. Secara tidak sengaja disepanjang jalan kami berdua menghitung jumlah orang yang menikah. Caranya dengan menghitung tanda rangkaian janur kuning dipinggir jalan. Dari Depok hingga Taman Mini saja ada 18 buah pesta pernikahan. Bisa dibayangkan jumlah pernikahan diseluruh Jabodetabek, bahkan seluruh dunia. Para pasangan itu menganggap hari itu unik untuk hari pernikahan ( meskipun ternyata ada jutaan pasangan yang mempunyai pikiran yang sama). Tanggal tujuh bulan tujuh tahun dua ribu tujuh, jam tujuh malam. Pada pesta pesta itu dirangkai bunga tujuh rupa, dengan hidangan tujuh macam. Karena terlalu memaksakan kadang biayanya menjadi terlalu mahal sehingga membuat orang tua pengantin menjadi pusing tujuh keliling, sehingga harus minum puyer bintang tujuh.

Tujuh bulan kemudian sukur-sukur ya sudah nujuh bulani. Tapi kalau belum tujuh bulan kok sudah nujuh bulani…….ya namanya angka atau matematik kadang suka salah masukkan rumus…..atau salah ngitung tanggal………mungkin…..terlalu emosi …..

Salam

aGus MaRsudi


[dikirim oleh Agus Marsudi 79 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Senin, 9 Juli 2007 7:52 PM]

Sunday, 18 February 2007

Database alumni UGM memalukan

Sebuah pengalaman buruk saya alami berkaitan dengan database alumni UGM di situs ber-URL www.alumni.ugm.ac.id.

Sebagai catatan URL ini muncul paling atas pada daftar google bila kita memasukkan kata kunci "alumni ugm", artinya situs itu adalah situs yang dilihat oleh publik luas untuk mencari data alumni UGM.

Ada seseorang yang berusaha mengecek apakah saya benar-benar lulusan UGM, bukan dengan tujuan yang teralu serius, sehingga dia merasa tidak perlu melihat ijasah saya, cukup memeriksa database alumni di situs universitas.

Tapi rupanya setelah memeriksa database alumni tersebut pertanyaan yang sebelumnya "apakah saya ini benar-benar alumni UGM ?" malah berubah menjadi "saya ini alumni dari universitas macam apa !!?"

Ini terjadi karena situs alumni www.alumni.ugm.ac.id rupanya benar-benar berantakan dan memble. Kebetulan orang yang memeriksa data saya tersebut punya latar belakang IT, jadi beberapa detik dia mencoba database tersebut dia sudah bisa tahu bahwa database tersebut dibuat dengan serampangan dan ngawur-ngawuran. Setelah dia membuka database tersebut dia menulis email kepada saya (dalam bahasa dia) bahwa universitas
tempat saya belajar "mengerikan".

Saya jadi menyesal mengatakan kepada dia bahwa saya alumni UGM, andaikan saya tidak mengatakan itu mungkin muka saya tidak begitu tercoreng.

Penasaran maka saya buka sendiri situs itu, karena seingat saya dulu situs itu cukup lumayan struktur database dan interface nya. Ternyata databasenya tidak
lagi seperti yang dulu, dan yang ini benar-benar payah.

Seingat saya dulu database ini menampung data dari alumni tanpa perlu mendaftar, jadi semua alumni otomatis ada dalam database tersebut. Registrasi dalam situs itu fungsinya supaya alumni yang registered bisa mendapatkan data yang lebih detail. Tapi yang
sekarang ini database hanya berisi 120 nama.....aneh.

Saya berusaha dengan segala cara untuk mencari data saya dengan memasukkan nama dengan berbagai cara, tapi tidak berhasil. Yang sangat payah adalah pada pilihan "Fakultas". Pada pilihan ini terdapat 3 pilihan untuk "Teknik" dan ketiganya hanya ditulis sama dengan kata "Teknik", padahal ternyata ketiganya berbeda karena masing-masing untuk Teknik S1 Reguler, Teknik D3, dan Teknik Extention. Pilihan fakultas "Teknik" ini berpengaruh pada pilihan dibawahnya yaitu "Program Studi". Jadi kalau pada pilihan fakultas "Teknik" yang paling atas pada pilihan Program Studi akan muncul
pilihan Teknik S1 Reguler. Kalau pilihan "Teknik" yang kedua akan muncul Program Studi D3. Jadi bagaimana user bisa tahu itu Teknik yang mana bila semuanya
ditulis "Teknik" saja ? Supaya jelas (dan ikutan bingung) bisa dicoba sendiri dengan mengakses situs tersebut.

Kemudian karena tidak menemukan nama saya maka saya berusaya login (dulu saya pernah registrasi), tetapi login saya ditolak. Maka kemudian saya melakukan
registrasi lagi, dan di sini muncul sesuatu yang memalukan.

Bila kita klik "registrasi" maka kita akan masuk ke dalam halaman yang bertuliskan = "Selamat datang di Portal Alumni Akademi Akuntansi YKPN. Untuk mendaftarkan diri anda sebagai anggota Portal Alumni akademi Akuntansi YKPN ini, anda harus terdaftar atau pernah terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Akuntansi YKPN."

Naaah....!! payah banget kan, amat amatiran. Untungnya orang yang mencari data saya tadi tidak mengklik sampai halaman ini, kalau dia sampai mengklik pasti dia tambah bingung, ini situs Univ Gadjah Mada atau Akademi Akuntansi YKPN ?

Kemudian ada isian untuk memeriksa apakah nama saya sudah ada dalam database di halaman ini. Ketika saya search nama saya, ternyata malah nama saya ada dalam data......sungguh pembuat database yang serampangan.

Kenapa dari halaman ini malah nama saya ketemu, kalau di halaman utama saya tidak bisa menemukan nama saya?

Database yang aneh.....

Dalam keadaan sekarang di mana internet bukanlah lagi bisa digolongkan sesuatu yang amat hi-tek penampilan database alumni UGM seperti itu amatlah memalukan.
Sebuah situs adalah representasi wajah organisasi kita di mata para pengunjung, bila situs tersebut buruk berarti presepsi pengunjung terhadap organisasi kita juga buruk. Atau ini bukan sekedar presepsi belaka, tapi alumni UGM memang buruk mutunya ? Semoga saya
salah, atau semoga sebenarnya ada situs lain yang benar-benar resmi yang memang benar-benar serius databasenya.....semoga....saya hanya bisa berdoa untuk
sebuah mukjijat.

Daniel Pramono

[dikirim oleh Daniel Pramono 88 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Minggu 18 Februari 2007 1:02 PM]

Monday, 29 January 2007

Nyolong tanduran..? aku yo wis tau.. hehe.. :)

membaca ceritanya mas agus marsudi tentang "nyolong tanduran" tempo hari, saya jadi pingin cerita juga.
sakjane aku yo wis tau, tapi ora neng kampus, dan kejadiannya baru berlangsung sekitar setahun lalu. waktu itu saya harus golek tanduran sing akeh nggo ngiseni kafe momento ngarep kantorku kuwi. nah, secara harga taneman itu lumayan mahal, tur sing kudu tak tandur akeh banget (karena harus memenuhi setiap tempat kosong di segala penjuru kafe), maka saya dan teman2 saya pun punya ide bagus dan dan cemerlang seperti halnya ide mas agus marsudi dkk itu, yakni: "AYO NYOLONG WAE TANDURANEEE...!"

lalu..

pada suatu malam, saya dan seorang rekan saya bernama atep (yang sekarang menjabat sebagai wakil manajer kafe momento) pun memulai aksi penyolongan. dengan bersenjatakan sebilah parang yang cukup panjang terselip di pinggangnya (untung pas kuwi ora ono operasi sajam!) kami segera berangkat menuju target operasi kami di jalan perumnas - mundusaren yang tidak jauh dari kost saya. dengan diiringi oleh gonggongan anjing yang menyalak tiada henti (kirik itu baru berhenti njegog setelah atep teriak: "heh, asu, brenti gak loe gonggongin gue? awas! kalo gak berhenti juga, gue bikin sate loe..!") kami tetap melakukan upaya nyolong tanduran itu dengan penuh semangat. sementara di lain tempat, dua orang teman lain menjajal target yang lain pula (maksudnya: sama2 nyolong taneman tapi di tempat lain, gituh..) yakni di area cepit (deket2 selokan mataram).

hasil penyolongan tanaman malam itu sungguh yahud.. di target area 1 (mundusaren) berhasil dibabat tanaman perdu berbunga kuning (mirip bunga matahari tapi kueciill..) dan sejenis heliconia (daunnya mirip daun pisang, berbunga warna orange). jumlahnya lumayan banyak, setidaknya sepanjang perjalanan saya harus temehek-mehek membawa dua karung heliconia dan si atep harus berjuang keras memegang stang ben motore ora ngguling karena satu tangannya megangin tas kresek yang penuh dengan heliconia dan semak bunga kuning. di target area 2, teman saya juga tak kalah sukses. dua karung tanaman keladi (yang belakangan diketahui punya nama "keladi tikus") berhasil dicolong dan diamankan.

setelah segala tanaman "barascol" (barang asli colongan) itu terkumpul, kami segera menandurnya (maksude mananam, gituh..) di sekeliling kafe dan di sepanjang pagar depan. karena kuatir akan keberlanjutan hidup para tanduran colongan yang ngambilnya asal cabut dan waton njebol itu, kami pun membubuhinya dengan beberapa sendok pupuk organik cair bikinan teman kami (yg memang punya usaha pupuk organik). nah, disitulah cengkrenya.. kami nggak memperhitungkan bahwa waktu soft opening tinggal sehari lagi, padahal sang pupuk organik cair gratisan yang dibuat dari telek sapi itu ternyata sungguh aduhai baunya! ya kira2 mirip sama bau kandang sapi yang kehujanan seminggu lah.. sehingga pada saat soft opening, sibuklah kami semua memasang incest, eh, incense :) alias dupa wangi untuk mengusir bau telek sapi tersebut. saking wanginya dupa yang kami bakar, seorang pengunjung malam itu sempat berkomentar: "duh dif.. kowe ki mbuka kafe kok yo ndadak nganggo klenik barang to.. baunya mengingatkanku pada alam gaib jhe..!"

dan sekarang.. setahun telah berlalu. tanaman colongan itu masih seger meger-meger, tumbuh dengan sehat segar-bugar menghiasi kafe kami.. silakan ditengok kapan2.. buat yang pernah mampir, pasti tau lah, tanaman2 mana yang saya maksud, lha wong tanduran2 colongan itu terpampang dengan jelas sejak memasuki area momento kok. begitu suburnya tanaman2 itu, sampai2 keladi tikus (yang sekarang sudah jadi besar sekali) itu pernah ditawar orang seharga seratus ribu per batang; sedangkan heliconia-nya pernah dimita ibu2 yang lewat depan kafe ketika mau ke gereja. ya langsung saja saya berikan, itung2 beramal untuk jadi "penawar dosa" alias "sin laundering".. hehe..

wis ndhimin ah..

lumayan juga sore2 gini nulis buat obat sutris..

salam,

-difla-

NB:
dul aha sang kyai gendheng permanen mana yaa..? sakbar-e rabi kok njur ilang plasss... ra ono kabar beritane..? isih bulan madu po yo bocahe..? nek bulan madu ojo neng aceh dul, neng paris wae, asyik lho 'ha..
sekalian dirimu "mengenang masa lalumu".. hihihihi..



[dikirim oleh difla 90 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Senin 29 Januari 2007, 6:30 PM]

Thursday, 11 January 2007

Seri MO LIMO Mengganggu Orang Pacaran....

wAH yAT, wis apik tambahanmu, sesuai dengan permintaanmu (makasih juga diingatkan) sekarang aku mau crita tentang pacaran.........

cerita MO LIMO berikutnya..............

MENGGANGGU ORANG PACARAN

musik:

jreng....jreng....jreng.....ngeng......ngoeng......ngoeng....gedebug ( ini suara drum )

sore itu saya sedang berteduh disebuah emperan toko roti, hujan rintik rintik ditiup angin dingin, membikin perut semakin terasa lapar ngintir intir......

sayup-sayup terdengar lagu Layu Sebelum Berkembang, aku jadi semakin sedih karena baru saja diputus pacar......

tolong ya kak penyiar saya diputarkan lagu Layu Sebelum Berkembang, lagu ini saya kirimkan untuk seseorang yang telah tega melukai hatiku........dst.....dst.......

Itu tadi adalah cuplikan acara radio favorit kami di Durmo 8, untuk mengisi kekosongan malam tanpa pacar. Nama acaranya kalau tidak salah adalah Lagu dan Kenangan. Sebelum meminta lagu biasanya pendengar menceritakan kenangan tentang lagu tersebut, kebanyakan ceritanya ndesit dan absurd tapi bagi kami malah jadi bahan ger geran......

Tapi si pengirim lagu tadi masih lumayan diputus pacar, berarti kan pernah pacaran.....

Lha kalau buat para anak-anak mahasiswa arsitek di Durmo 8, pacaran itu merupakan kata yang khayal, jauh dari kenyataan........

Pernah suatu saat ketika kami sedang duduk-duduk, Agung yang suka nyanyi, menyanyikan lagu cinta. Ketika sampai pada kata-kata....dan kau biarkan kukecup bibirmu.....

Langsung dipotong sama Dayat: "Kuwi ki sapa sing dikecup lambene ki njuk sapa......Lambe sumur pa?"

Agung langsung berhenti nyanyi, bergegas masuk kamar sambil membanting pintu, mak BLAAK, gitu. Ngambek rupanya. Agung ini memang anaknya serius gak suka guyon, dia anak paling pinter dan lulus tercepat di angkatan 78. Wah ya repot kalau sampe nyanyi aja di paido, tidak dipercaya.....

Memang kenyataanya anak-anak Durmo 8 payah semua soal pacaran. Bisanya cuma mbagusi dan banyak teori.

Lha kok ngecup bibir cewek, berani megang tangannya saja bisa-bisa langsung demam panas dingin, panastis.

Anak Durmo 8 memang cuma bisa mbagusi, karena arsitektur waktu itu memang termasuk jurusan primadona. Kalau kuliah naik motor rambutnya yang panjang melambai-lambai ditiup angin. Dipunggungnya targantung tabung kertas gambar. Biar keliatan oleh khalayak kalau mahasiswa arsitek. "Rumangsanya" kalau diliat cewek njuk pada terkintil-kintil, gitu. Memang waktu itu semua mahasiswa tahu kalau yang menggendong tabung kertas gambar ya cuma anak arsitek. Gak mungkin anak biologi bawa tabung besar, apa buat wadah kodok apa.....

Tapi bisanya ya cuma sebatas itu, mbagusi....

Kalau malam minggu, sore sore dah pergi, kalau ditanya kemana, jawabnya manteb : "APEEEL !!". Tapi coba saja diikuti, paling cuma muter-muter di bunderan UGM, terus kalau capek berhenti wedangan dan makan nasi kucing.

Demikian juga kelakuan Ruli dan GusMar..... kalau malam minggu mereka cuma ngaplo....kadang mereka cuman bisa boncengan berdua ngalor ngidul, nggak jelas arah tujuannya.......kalau melihat orang pacaran rasanya nelangsa, kelara-lara, sampe-sampe berpikiran kalau GUSTI ALAH ORA ADIL......begitu....

Pada waktu itu di kampus Bulaksumur kalau malam sangat gelap, karena banyak jalan-jalan kampus yang tidak diterangi lampu. Pada malam minggu, daerah-daerah gelap ini menjadi tempat mangkal orang pacaran yang bermobil. Yang jelas mereka pada parkir di kegelapan, tidak jelas lagi apa mereka di dalam mobil, pada main gaple, apa pada ngalamun, apa pada ngupil ya gak jelas....( lha ora tau pacaran je...)

Yang jelas menurut kami waktu itu mereka tidak senonoh dan melanggar asas kepatutan, kampus ini kan tempat civitas akademika lha kok jadi aktifitas demik-demikan, wah nggak bener ini, kita harus berbuat sesuatu!!........

ya begitulah pikiran orang meri, dengki dan srei......berkedok moral padahal cuman kepingin tapi gak bisa......

Kamipun memutuskan membuat suatu gangguan ketidak nyamanan, semacam teror kecil-kecilan lah.....

Memang sekarang setelah saya pikir-pikir, teror itu bisa muncul karena ketidak adilan paling tidak menurut penilaian sepihak.....

Malam itu dengan berboncengan motor kami mencari mobil yang sedang parkir di kegelapan, kemudian kami berhenti parkir didekatnya ngobrol keras-keras, ketawa keras-keras, maksudnya memang supaya yang pacaran di dalam mobil terganggu....

Ternyata usaha kami sukses, tidak lama kemudian mobil itu pasti pergi...he...he....

Lha wong kita ini di ruang publik je.....bebas saja siapa saja boleh duduk-duduk dan ngobrol......yang mau pacaran ya bolah boleh saja......

Kalau ada yang agak lama tidak pergi teror kamipun semakin agresif, kadang kami seolah tidak sengaja menyenggol mobil mereka sampai bergoyang-goyang.....

Wah kalau yang didalam mobil lagi ngupil sih paling jarinya salah masuk mulut, gak apa-apa asin-asin dikit......

Tapi nek umpama lagi ciuman, ini umpama lho wong kita gak liat kok....pas ciuman njuk giginya tabrakan kan nggak lucu ya......linu mestine.....

apalagi kalau gigi ketemu mata misalnya....wah repot kan....

Semua mobil yang kami ganggu pasti pada pergi......

Ya begitulah ceritanya Ruli dan GusMar meneror orang pacaran, sampe malam sampe capek sendiri...trus lama-lama bosen sendiri.........terus pulang sendiri lagi...............

Yang jelas kami heran, wong pacaran di tempat gelap ditemani ngobrol kok pada pergi ya aneh.....

Kenapa ya orang pacaran maunya berdua saja....egois....

Dengan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ternyata ada diantara pembaca yang pada malam itu menjadi korban keisengan kami......

Percayalah kami tidak bermaksud jahat, hanya ingin meramaikan suasana begitu...he...he

salam

GusMar'79

[dikirim oleh Agus Marsudi 79 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Kamis 11 Januari 2007, 10:33 PM]