sakjane aku yo
lalu..
pada suatu malam, saya dan seorang rekan saya bernama atep (yang sekarang menjabat sebagai wakil manajer kafe momento) pun memulai aksi penyolongan. dengan bersenjatakan sebilah parang yang cukup panjang terselip di pinggangnya (untung pas kuwi ora ono operasi sajam!) kami segera berangkat menuju target operasi kami di jalan perumnas - mundusaren yang tidak jauh dari kost saya. dengan diiringi oleh gonggongan anjing yang menyalak tiada henti (kirik itu baru berhenti njegog setelah atep teriak: "heh, asu, brenti gak loe gonggongin gue? awas! kalo gak berhenti juga, gue bikin sate loe..!") kami tetap melakukan upaya nyolong tanduran itu dengan penuh semangat. sementara di lain tempat, dua orang teman lain menjajal target yang lain pula (maksudnya: sama2 nyolong taneman tapi di tempat lain, gituh..) yakni di area cepit (deket2 selokan mataram).
hasil penyolongan tanaman malam itu sungguh yahud.. di target area 1 (mundusaren) berhasil dibabat tanaman perdu berbunga kuning (mirip bunga matahari tapi kueciill..) dan sejenis heliconia (daunnya mirip daun pisang, berbunga warna orange). jumlahnya lumayan banyak, setidaknya sepanjang perjalanan saya harus temehek-mehek membawa dua karung heliconia dan si atep harus berjuang keras memegang stang ben motore ora ngguling karena satu tangannya megangin tas kresek yang penuh dengan heliconia dan semak bunga kuning. di target area 2, teman saya juga tak kalah sukses. dua karung tanaman keladi (yang belakangan diketahui punya nama "keladi tikus") berhasil dicolong dan diamankan.
setelah segala tanaman "barascol" (barang asli colongan) itu terkumpul, kami segera menandurnya (maksude mananam, gituh..) di sekeliling kafe dan di sepanjang pagar depan. karena kuatir akan keberlanjutan hidup para tanduran colongan yang ngambilnya asal cabut dan waton njebol itu, kami pun membubuhinya dengan beberapa sendok pupuk organik cair bikinan teman kami (yg memang punya usaha pupuk organik). nah, disitulah cengkrenya.. kami nggak memperhitungkan bahwa waktu soft opening tinggal sehari lagi, padahal sang pupuk organik cair gratisan yang dibuat dari telek sapi itu ternyata sungguh aduhai baunya! ya kira2 mirip sama bau kandang sapi yang kehujanan seminggu lah.. sehingga pada saat soft opening, sibuklah kami semua memasang incest, eh, incense :) alias dupa wangi untuk mengusir bau telek sapi tersebut. saking wanginya dupa yang kami bakar, seorang pengunjung malam itu sempat berkomentar: "duh dif.. kowe ki mbuka kafe kok yo ndadak nganggo klenik barang to.. baunya mengingatkanku pada alam gaib jhe..!"
dan sekarang.. setahun telah berlalu. tanaman colongan itu masih seger meger-meger, tumbuh dengan sehat segar-bugar menghiasi kafe kami.. silakan ditengok kapan2.. buat yang pernah mampir, pasti tau lah, tanaman2 mana yang saya maksud, lha wong tanduran2 colongan itu terpampang dengan jelas sejak memasuki area momento kok. begitu suburnya tanaman2 itu, sampai2 keladi tikus (yang sekarang sudah jadi besar sekali) itu pernah ditawar orang seharga seratus ribu per batang; sedangkan heliconia-nya pernah dimita ibu2 yang lewat depan kafe ketika mau ke gereja. ya langsung saja saya berikan, itung2 beramal untuk jadi "penawar dosa" alias "sin laundering".
wis ndhimin ah..
lumayan juga sore2 gini nulis buat obat sutris..
salam,
-difla-
NB:
dul aha sang kyai gendheng permanen mana yaa..? sakbar-e rabi kok njur ilang plasss... ra ono kabar beritane..? isih bulan madu po yo bocahe..? nek bulan madu ojo neng aceh dul, neng paris wae, asyik lho 'ha.. sekalian dirimu "mengenang masa lalumu".. hihihihi..
No comments:
Post a Comment