Monday, 29 January 2007

Nyolong tanduran..? aku yo wis tau.. hehe.. :)

membaca ceritanya mas agus marsudi tentang "nyolong tanduran" tempo hari, saya jadi pingin cerita juga.
sakjane aku yo wis tau, tapi ora neng kampus, dan kejadiannya baru berlangsung sekitar setahun lalu. waktu itu saya harus golek tanduran sing akeh nggo ngiseni kafe momento ngarep kantorku kuwi. nah, secara harga taneman itu lumayan mahal, tur sing kudu tak tandur akeh banget (karena harus memenuhi setiap tempat kosong di segala penjuru kafe), maka saya dan teman2 saya pun punya ide bagus dan dan cemerlang seperti halnya ide mas agus marsudi dkk itu, yakni: "AYO NYOLONG WAE TANDURANEEE...!"

lalu..

pada suatu malam, saya dan seorang rekan saya bernama atep (yang sekarang menjabat sebagai wakil manajer kafe momento) pun memulai aksi penyolongan. dengan bersenjatakan sebilah parang yang cukup panjang terselip di pinggangnya (untung pas kuwi ora ono operasi sajam!) kami segera berangkat menuju target operasi kami di jalan perumnas - mundusaren yang tidak jauh dari kost saya. dengan diiringi oleh gonggongan anjing yang menyalak tiada henti (kirik itu baru berhenti njegog setelah atep teriak: "heh, asu, brenti gak loe gonggongin gue? awas! kalo gak berhenti juga, gue bikin sate loe..!") kami tetap melakukan upaya nyolong tanduran itu dengan penuh semangat. sementara di lain tempat, dua orang teman lain menjajal target yang lain pula (maksudnya: sama2 nyolong taneman tapi di tempat lain, gituh..) yakni di area cepit (deket2 selokan mataram).

hasil penyolongan tanaman malam itu sungguh yahud.. di target area 1 (mundusaren) berhasil dibabat tanaman perdu berbunga kuning (mirip bunga matahari tapi kueciill..) dan sejenis heliconia (daunnya mirip daun pisang, berbunga warna orange). jumlahnya lumayan banyak, setidaknya sepanjang perjalanan saya harus temehek-mehek membawa dua karung heliconia dan si atep harus berjuang keras memegang stang ben motore ora ngguling karena satu tangannya megangin tas kresek yang penuh dengan heliconia dan semak bunga kuning. di target area 2, teman saya juga tak kalah sukses. dua karung tanaman keladi (yang belakangan diketahui punya nama "keladi tikus") berhasil dicolong dan diamankan.

setelah segala tanaman "barascol" (barang asli colongan) itu terkumpul, kami segera menandurnya (maksude mananam, gituh..) di sekeliling kafe dan di sepanjang pagar depan. karena kuatir akan keberlanjutan hidup para tanduran colongan yang ngambilnya asal cabut dan waton njebol itu, kami pun membubuhinya dengan beberapa sendok pupuk organik cair bikinan teman kami (yg memang punya usaha pupuk organik). nah, disitulah cengkrenya.. kami nggak memperhitungkan bahwa waktu soft opening tinggal sehari lagi, padahal sang pupuk organik cair gratisan yang dibuat dari telek sapi itu ternyata sungguh aduhai baunya! ya kira2 mirip sama bau kandang sapi yang kehujanan seminggu lah.. sehingga pada saat soft opening, sibuklah kami semua memasang incest, eh, incense :) alias dupa wangi untuk mengusir bau telek sapi tersebut. saking wanginya dupa yang kami bakar, seorang pengunjung malam itu sempat berkomentar: "duh dif.. kowe ki mbuka kafe kok yo ndadak nganggo klenik barang to.. baunya mengingatkanku pada alam gaib jhe..!"

dan sekarang.. setahun telah berlalu. tanaman colongan itu masih seger meger-meger, tumbuh dengan sehat segar-bugar menghiasi kafe kami.. silakan ditengok kapan2.. buat yang pernah mampir, pasti tau lah, tanaman2 mana yang saya maksud, lha wong tanduran2 colongan itu terpampang dengan jelas sejak memasuki area momento kok. begitu suburnya tanaman2 itu, sampai2 keladi tikus (yang sekarang sudah jadi besar sekali) itu pernah ditawar orang seharga seratus ribu per batang; sedangkan heliconia-nya pernah dimita ibu2 yang lewat depan kafe ketika mau ke gereja. ya langsung saja saya berikan, itung2 beramal untuk jadi "penawar dosa" alias "sin laundering".. hehe..

wis ndhimin ah..

lumayan juga sore2 gini nulis buat obat sutris..

salam,

-difla-

NB:
dul aha sang kyai gendheng permanen mana yaa..? sakbar-e rabi kok njur ilang plasss... ra ono kabar beritane..? isih bulan madu po yo bocahe..? nek bulan madu ojo neng aceh dul, neng paris wae, asyik lho 'ha..
sekalian dirimu "mengenang masa lalumu".. hihihihi..



[dikirim oleh difla 90 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Senin 29 Januari 2007, 6:30 PM]

Thursday, 11 January 2007

Seri MO LIMO Mengganggu Orang Pacaran....

wAH yAT, wis apik tambahanmu, sesuai dengan permintaanmu (makasih juga diingatkan) sekarang aku mau crita tentang pacaran.........

cerita MO LIMO berikutnya..............

MENGGANGGU ORANG PACARAN

musik:

jreng....jreng....jreng.....ngeng......ngoeng......ngoeng....gedebug ( ini suara drum )

sore itu saya sedang berteduh disebuah emperan toko roti, hujan rintik rintik ditiup angin dingin, membikin perut semakin terasa lapar ngintir intir......

sayup-sayup terdengar lagu Layu Sebelum Berkembang, aku jadi semakin sedih karena baru saja diputus pacar......

tolong ya kak penyiar saya diputarkan lagu Layu Sebelum Berkembang, lagu ini saya kirimkan untuk seseorang yang telah tega melukai hatiku........dst.....dst.......

Itu tadi adalah cuplikan acara radio favorit kami di Durmo 8, untuk mengisi kekosongan malam tanpa pacar. Nama acaranya kalau tidak salah adalah Lagu dan Kenangan. Sebelum meminta lagu biasanya pendengar menceritakan kenangan tentang lagu tersebut, kebanyakan ceritanya ndesit dan absurd tapi bagi kami malah jadi bahan ger geran......

Tapi si pengirim lagu tadi masih lumayan diputus pacar, berarti kan pernah pacaran.....

Lha kalau buat para anak-anak mahasiswa arsitek di Durmo 8, pacaran itu merupakan kata yang khayal, jauh dari kenyataan........

Pernah suatu saat ketika kami sedang duduk-duduk, Agung yang suka nyanyi, menyanyikan lagu cinta. Ketika sampai pada kata-kata....dan kau biarkan kukecup bibirmu.....

Langsung dipotong sama Dayat: "Kuwi ki sapa sing dikecup lambene ki njuk sapa......Lambe sumur pa?"

Agung langsung berhenti nyanyi, bergegas masuk kamar sambil membanting pintu, mak BLAAK, gitu. Ngambek rupanya. Agung ini memang anaknya serius gak suka guyon, dia anak paling pinter dan lulus tercepat di angkatan 78. Wah ya repot kalau sampe nyanyi aja di paido, tidak dipercaya.....

Memang kenyataanya anak-anak Durmo 8 payah semua soal pacaran. Bisanya cuma mbagusi dan banyak teori.

Lha kok ngecup bibir cewek, berani megang tangannya saja bisa-bisa langsung demam panas dingin, panastis.

Anak Durmo 8 memang cuma bisa mbagusi, karena arsitektur waktu itu memang termasuk jurusan primadona. Kalau kuliah naik motor rambutnya yang panjang melambai-lambai ditiup angin. Dipunggungnya targantung tabung kertas gambar. Biar keliatan oleh khalayak kalau mahasiswa arsitek. "Rumangsanya" kalau diliat cewek njuk pada terkintil-kintil, gitu. Memang waktu itu semua mahasiswa tahu kalau yang menggendong tabung kertas gambar ya cuma anak arsitek. Gak mungkin anak biologi bawa tabung besar, apa buat wadah kodok apa.....

Tapi bisanya ya cuma sebatas itu, mbagusi....

Kalau malam minggu, sore sore dah pergi, kalau ditanya kemana, jawabnya manteb : "APEEEL !!". Tapi coba saja diikuti, paling cuma muter-muter di bunderan UGM, terus kalau capek berhenti wedangan dan makan nasi kucing.

Demikian juga kelakuan Ruli dan GusMar..... kalau malam minggu mereka cuma ngaplo....kadang mereka cuman bisa boncengan berdua ngalor ngidul, nggak jelas arah tujuannya.......kalau melihat orang pacaran rasanya nelangsa, kelara-lara, sampe-sampe berpikiran kalau GUSTI ALAH ORA ADIL......begitu....

Pada waktu itu di kampus Bulaksumur kalau malam sangat gelap, karena banyak jalan-jalan kampus yang tidak diterangi lampu. Pada malam minggu, daerah-daerah gelap ini menjadi tempat mangkal orang pacaran yang bermobil. Yang jelas mereka pada parkir di kegelapan, tidak jelas lagi apa mereka di dalam mobil, pada main gaple, apa pada ngalamun, apa pada ngupil ya gak jelas....( lha ora tau pacaran je...)

Yang jelas menurut kami waktu itu mereka tidak senonoh dan melanggar asas kepatutan, kampus ini kan tempat civitas akademika lha kok jadi aktifitas demik-demikan, wah nggak bener ini, kita harus berbuat sesuatu!!........

ya begitulah pikiran orang meri, dengki dan srei......berkedok moral padahal cuman kepingin tapi gak bisa......

Kamipun memutuskan membuat suatu gangguan ketidak nyamanan, semacam teror kecil-kecilan lah.....

Memang sekarang setelah saya pikir-pikir, teror itu bisa muncul karena ketidak adilan paling tidak menurut penilaian sepihak.....

Malam itu dengan berboncengan motor kami mencari mobil yang sedang parkir di kegelapan, kemudian kami berhenti parkir didekatnya ngobrol keras-keras, ketawa keras-keras, maksudnya memang supaya yang pacaran di dalam mobil terganggu....

Ternyata usaha kami sukses, tidak lama kemudian mobil itu pasti pergi...he...he....

Lha wong kita ini di ruang publik je.....bebas saja siapa saja boleh duduk-duduk dan ngobrol......yang mau pacaran ya bolah boleh saja......

Kalau ada yang agak lama tidak pergi teror kamipun semakin agresif, kadang kami seolah tidak sengaja menyenggol mobil mereka sampai bergoyang-goyang.....

Wah kalau yang didalam mobil lagi ngupil sih paling jarinya salah masuk mulut, gak apa-apa asin-asin dikit......

Tapi nek umpama lagi ciuman, ini umpama lho wong kita gak liat kok....pas ciuman njuk giginya tabrakan kan nggak lucu ya......linu mestine.....

apalagi kalau gigi ketemu mata misalnya....wah repot kan....

Semua mobil yang kami ganggu pasti pada pergi......

Ya begitulah ceritanya Ruli dan GusMar meneror orang pacaran, sampe malam sampe capek sendiri...trus lama-lama bosen sendiri.........terus pulang sendiri lagi...............

Yang jelas kami heran, wong pacaran di tempat gelap ditemani ngobrol kok pada pergi ya aneh.....

Kenapa ya orang pacaran maunya berdua saja....egois....

Dengan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ternyata ada diantara pembaca yang pada malam itu menjadi korban keisengan kami......

Percayalah kami tidak bermaksud jahat, hanya ingin meramaikan suasana begitu...he...he

salam

GusMar'79

[dikirim oleh Agus Marsudi 79 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Kamis 11 Januari 2007, 10:33 PM]

Re: Mbiyen Mbarek Masih Merah Mas/Mbak (MO LIMO)

yah beginilah yg bikin kita merasa muda (rumongso yen wis tuwo)

sedikit nambahi cerita Gus Mar;

waktu kuliah kita dijejali dg konsep-konsep, baik yg jelas maupun tidak jelas dan konsep Taman Dadakan (mbuh biyen sapa dosene) termasuk konsep yg jelas, landscaping, penghijauan nan asri masio tanduran nyolong, tp setelah tanaman pada mranggas konsep berubah "Ayo kita buat taman kering" jd kalo tamu pd tanya knapa tamn gak dirawat? jawabnya sdh jelas ato kalo penanya bingung pasti tdk memahami konsepnya dan itu tamu pasti bukan anak arsitek.

kadang kita bingung dg konsep sendiri, jan-jane dadi arsitek apa filsuf. tapi gak apalah semua menjadi kenangan terindah, jadi gak salah cerita si-Samsons, yg penting jelas walopun konsepnya tidak jelas......

viva mbarek Bata Merah!

day@79
NB: Gus, iki wis sak ayat rung? ayat pacaran? maksudte nggoda wong pacaran?


[dikirim oleh H Nugroho, Kamis 11 Januari 2007, 7:18 AM]

Sunday, 7 January 2007

Mbiyen Mbarek Masih Merah Mas/Mbak (MO LIMO)

Sodara-sodara, untuk mengisi kesepian perkenankanlah saya menulis kenangan jaman dulu ketika masih kuliah.......

Tulisan pertama ini saya beri judul,

Taman Dadakan, jreng.....jreng......ngoeeng.....etok - etoke diiringi musik.........ben gayeng

Setelah satu semester kuliah dan indekos di Reco Kebo dekat Cakra Kembang, teman-teman mempunyai ide menyewa satu rumah untuk dipakai bersama para mahasiswa arsitek. Menyewa rumah dinilai paling ideal karena, meja gambar yang banyak bisa diletakkan di ruang keluarga, dengan demikian ruang tidur ya hanya untuk tidur saja, lebih lega........

Cita-cita itu ternyata segera menjadi kenyataan. Tahun1980 awal kami para mahasiswa angkatan 78 dan 79 mendapatkan rumah kontrakan di Gang Durmo no 8 Jalan Kaliurang Km 5., segera saja kami pindah kesana.

Para gedibal yang bersekongkol membuat asrama arsitek adalah: Agung, Hery, Rodi, Tono dari angkatan 78. Dari angkatan 79 adalah Dayat, Bambang Gentolet, Yos Bambang, Budi Apriyadi dan aGus Marsudi.

Betapa bersuka citanya kami para gedibal, bisa tinggal dirumah sendiri tanpa diganggu oleh ibu kos. Punya ruang tamu sendiri, punya ruang keluarga yang luas dan juga ada garasi, punya dapur sendiri walaupun cuma buat masak supermi, punya kamar mandi sendiri, dan juga punya sumur lengkap dengan pompa engkol dan timba. Pokoke komplit wis........

Namun ada satu kekurangan yang mengganggu. Kami merasa kepanasan tinggal disana. Setelah kami selidiki dan diskusikan, kami sepakat bahwa rumah tersebut perlu tetumbuhan hijau yang sejuk dan rindang. Waktu itu halaman rumah kami memang gersang tanpa pepohonan. Rumput yang adapun seperti enggan hidup, mungkin seperti perempuan yang dipoligami, begitu, mungkin.....

Keingian luhur untuk mempunyai taman ternyata terbentur dengan tiadanya uang untuk membeli tanaman. Wah bingung juga nih......

Lha kalau kita ini wayang sih bisa saja membuat Taman Maerokoco dalam semalam dengan bantuan para Jin. Lha kita ini manusia je, nggak kenal jin pisan.....tuyul aja nggak kenal...Njuk piye jal?

Tapi bola-bali, yang namanya arsitek ncen kreatip asli, tiba-tiba saja entah datang dari mana muncullah ide yang brilian ( menurut otak para gedibal waktu itu...).

NYOLONG TANAMAN !!!........ ( wis jan ide kok nyolong, tapi nyatanya yang tingkat kreatfitas para gedibal waktu itu ya memang beru sampe sana....)

Lah tapi nyolong kan perlu keberanian......

Untunglah kami punya teman yang pemberani atau mungkin lebih tepat disebut BOMBONGAN begitu.....namanya Budi. Pokoknya Budi ini pantang dianggap tidak berani. Kalau nanya Budi sebaiknya dimulai dengan KAMU BERANI GAK? Dia pasti akan jawab dengan nada tinggi, KENAPA GAK BERANI !!

Begitu juga ketika kami mbombong Budi untuk nyolong tanaman. Ketika kami menanyakan apakah dia berani nyolong tanaman, jawabannya bisa ditebak: Berani aja nyolong, takut apa !......

Akhirnya malam itu kami berangkat nyolong tanaman ke fakultas Bologi yang dekat dan gelap. Budilah yang berani memulai mencabut tanaman, sehingga yang lain ikut-ikutan berani.

Tapi ternyata yang namanya nyolong itu ya memang nggak tenang dan kesusu-susu. Karena kesusu ya waktu nyabut tanaman jadi ngawur.....

Banyak tanaman yang tdak tercabut dengan akarnya.....

Ada juga yang bernafsu mencabut tanaman yang besar, malah jatuh kejengkang krengkangan.....ya karena akar tanaman sudah terlalu kuat.......

Karena gelap, malah ada yang nyabut rumput alang-alang.....wis jan goblok tenan......

Sampai dirumah tanaman tersebut kami tanam dan diatur sebisanya......

Ya sebisanya wong tanamannya gak bisa milih asal cabut, jadi ya direka-reka supaya keliatan pantes gitu.....yang jelas rumput alang-alang gak ikut ditanam......, alang-alange ben dibrakoti yang salah nyabut......

Pada umunya tanaman itu pada mati semua, mungkin karena tidak tercabut dengan akarnya, atau karena kaget, atau karena hasil colongan.....

Wis pokoke barang colongan ki ora becik.........

Lah terus gimana mengatasi suhu ruang yang panas.......

Solusinya gampang.......

Tipasan, ote-ote atau ngliga.......lha wong lanang kabeh wae kok repot-repot.........

Salam

GusMar'79 ......

( teman-teman, tolong ya ikut nulis pengalaman masa lalu waktu kuliah.......

cerita suasana masa lalu itu juga penting lho..... untuk lebih merekatkan persaudaraan serta kesatuan dan persatuan republik mbarek merdeka !!!!)

( tulisan yang santai-santa saja, karena yang serius ada bagiannya sendiri, bisa cerita lucu, bisa cerita sedih, cerita horor, dll tulisan tidak perlu panjang-panjang ya, trims.....)

ceritakanlah walaupun cuma satu ayat.....

buktikan kalau anda alumni mbarek........buktikan mana ceritanya !!!......

[dikirim oleh Agus Marsudi 79 ke ars-ugm@yahoogroups.com, Minggu 7 Januari 2007 pukul 8:08 PM]